Kemenko UKM Siap Mendorong Pelaku UMKM Kepulauan Nias Naik Kelas Untuk Atasi Krisis Akibat Pandemi Covid-19
GJ || Jakarta – Saat ini Indonesia dan sekitar 220 negara di dunia masih dihadapkan dan terdampak pandemi covid-19. Berdasarkan data dari BPS menunjukkan secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 memang tumbuh mines 2,07%. Pandemi ini juga memberikan dampak dan imbas kepada para pelaku UMKM dan koperasi baik dari sisi supply maupun demand. Hal ini tidak mengherankan karena ada disebabkan pembatasan interaksi fisik masyarakat dan menyebabkan perubahan perilaku dan pola konsumsi di masyarakat.
Namun demikian, kita harus optimis karena UMKM dan koperasi adalah pelaku ekonomi yang terbukti handal, mampu bertahan, bertumbuh dan beradaptasi secara cepat. Sementara di sektor ril seperti pertanian, perkebunan dan perikanan dari data BPS tahun 2021 justru
di kuartal 2020 masih mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,59%.
Sementara itu, kita diperhadapkan pada tantangan dan situasi yang perlu kita antisipasi dan hadapi di tengah situasi pandemi sekarang ini adalah bertambahnya angka kemiskinan diprediksi bisa bertambah 4,86 juta orang dari data kementerian keuangan tahun 2020 serta bertambahnya angka pengangguran sekitar 9,7 orang dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 7,07% dari data BPS tahun 2020.
Kemudian, situasi perekonomian yang tidak pasti di tahun 2021 diprediksi situasi perekonomian belum stabil dan pulih sepenuhnya. Melalui vaksinasi nasional bisa mengubah keadaan semakin baik.
Sektor umkm dan koperasi merupakan kunci pemulihan ekonomi. Dalam upaya membantu para pelaku usaha tersebut pemerintah telah meluncurkan program Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Kepulauan Nias memiliki potensi dan sumber daya alam yang baik, bagus dan luar biasa antar lain potensi laut yang memiliki sejumlah pantai yaitu Pantai Gawu Soyo di Nias Utara dan Pantai Sorake di Nias Selatan. Dikalangan pecinta olah raga surfing pantai ini sudah terkenal luas. Ini menjadi potensi obyek wisata yang layak dikembangkan.
Selain itu, potensi wisata budaya dan sejarah, sektor perikanan, potensi pertanian, dan perkebunan yang cukup luas dengan komoditi unggulan seperti durian, pisang, mangga dan sayuran, ungkap Rulli Riyanto Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro, Kemenko UKM di acara diskusi nasional zoom meeting dengan tema “Peluang dan Tantangan UMKM Kepulauan Nias Di Masa Covid-19” di Jakarta, (Minggu, 28/03/2021).
Potensi-potensi ini harus dimanfaatkan oleh para pelaku usaha di Kepulauan Nias dalam hal ini pelaku UMKM dan koperasi. Agar berkontribusi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah juga telah dan terus melakukan upaya pengembangan dan pemberdayaan koperasi dan UKM guna meningkatkan nilai tambah dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional, ujar Rulli Riyanto Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro, Kemenko UKM.
Sementara, Dr. Ir. Ahmad Dading Gunadi, Direktur Pengembangan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi, Bappenas menyampaikan berdasarkan sensus ekonomi, permasalahan utama yang dihadapi oleh UMK non pertanian adalah pemasaran, permodalan dan persaingan usaha. Untuk itu, para pelaku UMKM didorong untuk memperlengkapi ijin legalitas usaha dan penerapan digitalisasi berbasis internet, dan kerjasama dengan pelaku usaha makro. Sebenarnya, potensi pariwisata Kepulauan Nias sangat potensial untuk dikembangkan. Bappenas siap mendukung dan memberdayakan para pelaku UMKM di Kepulauan Nias.
Kepala Dinas Disperindag Sumut Dr. Ir. Riadil Lubis Akhir, M.Si mendorong terwujudnya pusat UMKM atau rumah produksi yang terintegrasi di kabupaten/ kota di Kepulauan Nias. Disperindag Sumut berkomitmen mendukung dan memfasilitasi para pelaku UMKM.
Di akhir diskusi Berkat Laoli selaku Anggota DPRD Sumut menyerukan agar pemerintah sungguh-sungguh mempermudah para pelakun UMKM Kepulauan Nias dalam hal akses permodalan. Berdasarkan temuan di lapangan masih ditemukan para pelaku UMKM masih kesulitan mengakses permodalan yang telah digulirkan oleh pemerintah misalnya dana KUR (Kredit Usaha Rakyat).
(Redaksi)